Langsung ke konten utama

Ciri - Ciri Orang Yang Berilmu

A'udzubillahiminasyaithanirrajiim
bismillahirrahmaanirrahiim
Assalaamu'alaikum wr. wb

berikut ini adalah ciri - ciri orang yang berilmu :

1. Memiliki rasa takut dan khasyyah yang tinggi kepada Allah, sebagaimana firman Allah pada QS. Fathir (35) : 28 yaitu :
" Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
ibnu mas'ud juga berkata " ilmu itu bukanlah dengan banyaknya ucapan, namun ilmu adalah banyak rasa takut kepada Allah."

2. Ilmunya sesuai dengan amal perbuatannya dan selalu beramal sesuai dengan ilmunya. 
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim."
( QS.Al-Jumu'ah [62] : 5)

3. Menyebarkan ilmu yang dimilikinya dan tidak menyembunyikannya. 

159. Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,
160. kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang. 
( QS. Al-Baqarah [2] : 159-160)

4. Selalu berfikir dan mentadaburi tanda - tanda kekuasaan Allah Azza Wa Jalla, meyakini bahwa seluruh yang Allah ciptakan tidak ada kebatilan sedikitpun di dalamnya. 

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
192. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. 193. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
194. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

( QS. Al-Imran[3] :190-194)

5. Tidak menjadikan ilmunya (ilmu agama) untuk mengeruk keuntungan dunia dengan cara yang diharamkan oleh agama. 

175. Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. 176. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
177. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
( QS. Al-A'raf [7] : 175-177)

6. Selalu mengikuti yang terbaik dari apa yang didapatkan dan selalu mencari yang paling mendekati kebenaran. 
 " yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Az-Zumar [39] : 18)

7. Tidak akan menyampaikan ilmunya kecuali benar - benar telah diketahui kebenaran ilmu tersebut dan tidak berbicara kecuali kebenaran semata.

sumber :
Mizanul Muslim I karya Abu Ammar dan Abu Fatiah al adnani.

alhamdulillahirabbil'alamiin
semoga bermanfaat
wassalaamu'alaikum wr. wb.
 
 
 

 


 













Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mutiara Hikmah Podcast Kajian Alumni AQUR EPS. 2 "Bangkit dari Kegagalan"

Bismillaahirrahmanirrahiim  Konsekuensi tumbuh adalah jatuh. Fokusnya bukan pada kapan atau kenapa kita jatuh tapi bagaimana kita bangkit dari jatuh?  Ketika mendapati kegagalan maka harus diidentifikasi dulu masuk ke jenis yang mana.  Kegagalan dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Bersifat duniawi seperti gagal mendapatkan pekerjaan, gagal dalam usaha dll.  2. Bersifat ukhrawi .  Pernahkah merasa gagal ketika tidak bisa menjaga konsistensi shalat tepat waktu?  Pernahkah merasa gagal ketika tidak bisa baca Quran konsisten setiap hari?  Jika iya inilah kegagalan yang bersifat ukhrawi.   Gagal bukan berarti kehidupan berhenti disitu. Saat gagal tidak mengapa karena bisa jadi Allah punya sesuatu yang lebih baik.  Support dari orang-orang terdekat dapat membantu kita dalam proses bangkit dari kegagalan.  Rasa marah sedih kecewa saat gagal adalah manusiawi. Kalau berkepanjangan rasa marah, sedih, dan kecewa itu masalah.  Respon awal itu yan...

the best thing for us

Bismillahirahmanirrahim Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ( QS. AL- Baqarah 2 :216 ). Ternyata apa yang kita benci belum tentu buruk bagi kita dan apa yang kita suka belum tentu itu yang terbaik bagi kita. hanya Allah swt yang mengetahui apa yang terbaik bagi kita, jadi janganlah engkau menyalahkan atau menyesali apa yang telah terjadi karena sesuatu yang telah terjadi itu adalah kehendak Allah hanya saja kita tidak mengetahui apa yang telah Allah rencanakan untuk kita. yang seharusnya kita lakukan adalah selalu berusaha semaksimal mungkin dan berikanlah yang terbaik serta apapun hasilnya yakinlah bahwa itu telah menjadi ketetapan-Nya. jikalau hasilnya mengecewakan ambillah hikmah yang ada didalamnya.